InfoSAWIT, Sarawak – Meskipun Sarawak, Malaysia memiliki sebagian besar lahan gambut tropis di negara ini, kesadaran akan keberadaan dan pentingnya lahan ini masih minim di kalangan masyarakat. Namun, upaya untuk meningkatkan kesadaran mengenai sumber daya alam yang berharga ini telah diambil oleh Datuk Dr. Lulie Melling, Presiden Masyarakat Gambut Malaysia (MPS) dan Direktur Institut Penelitian Gambut Tropis Sarawak (TROPI).
Datuk Lulie mengungkapkan rencana untuk mengadakan sesi informatif yang bertujuan meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang lahan gambut tropis di Sarawak. Pada tanggal 23 September lalu, Lulie akan memimpin presentasi yang berjudul ‘Temukan Harta Karun Tersembunyi: Lahan Gambut Tropis Sarawak’ di Kompleks TROPI di Kota Samarahan. Sesi ini diharapkan akan dihadiri oleh sekitar 200 pakar, pekebun, dan mahasiswa.
Tujuan utama dari presentasi ini adalah untuk mengedukasi masyarakat tentang apa itu lahan gambut dan menggambarkan pentingnya sumber daya alam ini dalam mencapai tujuan kelestarian lingkungan. Lulie mengungkapkan, masih banyak warga Sarawak yang belum mengetahui apa itu gambut. “Jadi tujuan dari presentasi ini adalah untuk mengedukasi masyarakat tentang gambut dan menyoroti pentingnya komitmen dalam penelitian gambut kami di TROPI, yang didukung oleh pemerintah negara bagian dan MPS,” katanya dikutip InfoSAWIT dari NewSarawakTirbune.
BACA JUGA: Kelapa Sawit Swadaya di Tengah Tantangan Regulasi Anti Deforestasi Uni Eropa (Tulisan 1 dari 2)
Lahan gambut memiliki potensi besar untuk berkontribusi pada pembangunan ekonomi berkelanjutan, terutama dalam kapasitasnya sebagai penyerap karbon alami. Saat ini, 70 persen dari total lahan gambut di Malaysia terletak di Sarawak. Selain itu, sekitar 50 persen perkebunan kelapa sawit di Sarawak juga berada di atas lahan gambut, yang menekankan pentingnya pengelolaan lahan ini secara bertanggung jawab untuk kepentingan generasi saat ini dan masa depan.
Lulie menegaskan bahwa penelitian gambut yang dilakukan oleh MPS dan TROPI sejalan dengan agenda kelestarian lingkungan, yang merupakan bagian dari pertimbangan Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (ESG) yang didukung oleh Perdana Menteri Datuk Patinggi Tan Sri Abang Johari Tun Openg. Upaya ini juga mencerminkan komitmen pemerintah Sarawak terhadap Kerangka Kerja PBB Agenda Konvensi Perubahan Iklim (UNFCCC) dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) dengan fokus khusus pada SDG 13 (Aksi Iklim) dan 15 (Kehidupan di Darat) melalui kemitraan antara MPS dan TROPI.
BACA JUGA: ITS Peroleh Pendanaan Rp 12,3 Miliar, Untuk Riset Sawit
Sesi informatif ini juga mendapat dukungan dari Kementerian Pendidikan, Inovasi, dan Pengembangan Bakat. Para peserta diharapkan akan menghabiskan setengah hari untuk mendengarkan presentasi, mengunjungi laboratorium TROPI yang memiliki standar internasional, dan menjelajahi pameran yang berkaitan dengan lahan gambut. (T2)