InfoSAWIT, PALEMBANG — Petani sawit yang tergabung dalam Asosiasi Petani Kelapa Sawit Perusahaan Inti Rakyat (Aspekpir) di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, mempraktekkan pembuatan biochar berbahan baku tandan kosong sawit. Kegiatan ini digelar di Desa Bumi Kencana, Kecamatan Sungai Lilin, Kamis (25/9/2025), dengan dukungan penuh dari Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP).
Dalam pelatihan tersebut, Aspekpir menghadirkan instruktur Mirza Arif Zainal dari Yayasan Agathis Dammara Karbon dan praktisi biochar, Arif Firmansyah. Sebelumnya, kegiatan serupa juga telah dilaksanakan di Riau, tepatnya di Kabupaten Kampar, Rokan Hulu, dan Pelalawan.
Ketua Umum Aspekpir Setiyono menyampaikan, sebanyak 110 petani sawit anggota Aspekpir di Musi Banyuasin mengikuti pelatihan ini. “Harapan kami, petani bisa memproduksi biochar secara mandiri. Bahan bakunya melimpah karena tandan kosong sawit tersedia di sekitar kebun,” ujarnya dalam keterangan resmi diterima InfoSAWIT, Jumat (26/9/2025).
BACA JUGA: Harga CPO KPBN Inacom Turun pada Kamis (25/9), Perdagangan CPO di Bursa Malaysia Ditutup Menguat
Menurut Setiyono, biochar penting untuk memperbaiki kesuburan tanah yang menurun setelah satu siklus tanam. “Aplikasinya bisa mengembalikan nutrisi tanah, sekaligus mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia,” tambahnya.
Senior Analis Divisi UKMK BPDP, Anwar Sadat, yang hadir mewakili Direktur Utama BPDP, mengapresiasi inisiatif Aspekpir. Ia menegaskan kegiatan ini sejalan dengan misi BPDP meningkatkan kesejahteraan petani sawit. “Biochar mampu mengikat hara dan air, sehingga pemakaian pupuk kimia bisa ditekan. Ini artinya biaya produksi berkurang,” katanya.
Anwar juga menyoroti potensi besar pemanfaatan limbah sawit. Dari setiap satu ton tandan buah segar (TBS), sekitar 22% dihasilkan tandan kosong sawit. “Ini peluang bagi Aspekpir untuk bekerjasama dengan pabrik kelapa sawit guna mendapatkan bahan baku,” ujarnya.
BACA JUGA: BPDP Dorong Gerakan 1.000 Usaha UMKM Berbasis Sawit
Selain itu, penggunaan biochar disebut dapat menjawab isu keberlanjutan yang menjadi sorotan Uni Eropa. “Biochar berasal dari bahan organik dan menyimpan karbon, sehingga ramah lingkungan,” jelasnya.
Pelaksana Tugas Camat Sungai Lilin, Irfan Apriadi, juga mendukung langkah ini. “Kami harap para petani menyerap ilmu ini agar bisa diterapkan di kebun masing-masing,” katanya.
