InfoSAWIT, JAKARTA – Permintaan terhadap produk perikanan guna memenuhi gizi masyarakat semakin meningkat. Praktis, produksi ikan terutama ikan budidaya pun terkerek naik, begitupun dengan permintaan pakan ikan. Sayang tingginya permintaan produksi tidak diimbangi dengan ketersediaan bahan baku pakan ikan, utamanya tepung ikan.
Untuk mensiasati kekurangan pakan ikan, Badan Riset Departemen Kelautan dan Perikanan telah melakukan terobosan baru dengan menggunakan bungkil kelapa sawit (BKS) yang dijadikan magot. BKS adalah limbah dan hasil ikutan dari pembuatan minyak kelapa sawit yang diolah dalam proses fermentasi dan menghasilkan magot.
Diungkapkan Peneliti Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan, Melta Rini Fahmi, secara kimiawi BKS ini memiliki kandungan protein berkisar 17%, kandungan lisin dan methionin relatif rendah dibandingkan dengan sumber protein nabati lainnya, proses fermentasi dilakukan guna membuat BKS lebih mudah dicerna oleh ikan, tidak itu saja setelah difermentasi kandungan protein BKS pun meningkat mencapai 48%-56%.
BACA JUGA: Berikut Cara Menggenjot Produktivitas Sawit Melalui Efisiensi
“Cara ini sudah dipraktikan di Kecamatan Singkut, Kabupaten Sangkolang, Jambi tahun 2007,” katanya seperti dilansir majalah InfoSAWIT Edisi Februari 2011 lalu.
Terobosan ini tentu saja sangat membantu sektor industri perikanan. Disamping menunjang perekonomian masyarakat setempat dengan memberikan peluang bisnis baru yakni penyediaan magot dari bungkil sawit. (T2)